Senin, 14 November 2011

PENGELOLAAN DANA KELUARGA SECARA MAKSIMUM

Ketika seseorang sebut saja Bijak, sekarang 30 tahun, memulai bekerja ketika usia 25 tahun, tentunya sekarang sudah mempunyai sejumlah aset pribadi. Pak Bijak tentu masih menginginkan tambahan aset lagi selagi masih mampu bekerja sampai usia 56 tahun yaitu pada saatnya dia pensiun. Si Bijak menginginkan aset yang mampu menjamin kecukupan kebutuhan keluarganya ketika pensiun nanti. Aset apa yang paling cocok untuknya ?
Pada saat menemui persoalan seperti ini, saya jadi teringat dengan cerita seorang konsultan keuangan dalam mengelola dana keluarga secara maksimum.

Aset utama yang harus dimiliki adalah rumah tinggal dan tanah secukupnya. Dan jangan sampai rumah tanah ini terjual nantinya ketika Pak Bijak sudah pensiun. Mengapa? Karena Rumah dan tanah adalah wilayah kerajaan keluarga yang sangat lekat dengan kesan dan sejarah, selayaknya sebuah monumeh sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh seluruh anggota dinastinya. Untuk membeli rumah dan tanah tentunya membutuhkan dana awal yang lumayan besar atau bahkan sangat besar bagi yang tidak mampu. Betul?

Aset berikutnya yang cukup penting adalah Dana Deposito. Dana ini dapat digunakan untuk investasi yang berjalan meskipun tanpa kontrol pemilik dana, akan tetapi tentunya perkembangan dana ini akan berada disekitaran tingkat inflasi, atau bisa dikatakan dana deposito tidak sangat menguntungkan jika tujuan deposito adalah untuk investasi dengan keuntungan besar. Jumlah dana yang harus disiapkan diawal untuk menabung dalam bentuk deposito juga banyak, mungkin sekitar minimal 50 juta rupiah.

Banyak orang mempunyai alternatif lain untuk menyimpan dana investasinya dalam bentuk emas. Harapannya adalah perkembangan harga emas yang cukup tinggi sehingga jika disimpan dalam waktu lama akan menghasilkan nilai uang yang tinggi. Pengadaannya juga membutuhkan dana yang cukup banyak.

Sebelum menginjak ke aset berikutnya, ada baiknya kita coba cermati lagi pemilihan aset berupa tanah, deposito dan emas diatas. Ada beberapa keterbatasan dalam pengadaannya yang membutuhkan dana awal cukup tinggi. Ketiga aset tersebut harus dijual pada waktu yang tepat agar mendapatkan harga jual maksimal. Ketika terjadi kebutuhan keluarga mendadak maka penjualan aset dilakukan sebelum waktunya sehingga tidak mendapatkan keuntungan maksimal.

Nah, aset berikutnya yang bisa dimiliki, menghasilkan pengembalian investasi yang maksimal dan yang paling penting adalah mengamankan aset yang lain dari resiko dijual sebelum waktunya, yaitu membeli polis asuransi. Mengapa?

Pengadaan Polis asuransi dapat direncanakan dalam jangka waktu sesuai kehendak, besarnya pun juga sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan calon pemegang polis. Besarnya manfaat juga dapat disesuaikan dengan keinginan pemegang polis. Misalnya, hanya dengan premi 50% bunga deposito pak Bijak atau sekitar 20 jt/th maka Pak Bijak mendapatkan manfaat perlindungan dari resiko kehidupannya sebesar 2 - 3 M. Jika Pak Bijak menabung selama 10 th saja sejak usia 30th maka keluarganya mendapatkan jaminan keuangan sampai dengan 3 Milyar dan uang tunai hasil investasi tabungan yang bisa dinikmati sebesar 2 - 3 Milyar di usia pensiun 56 th, serta menjamin aset yang lain seperti rumah, tanah, deposito, emas dan lain-lain tetap utuh menjadi milik keluarganya.
Nah, Jika Anda menjadi Pak Bijak, masihkah Anda tidak mau membeli Polis Asuransi....?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar